Kecantikan Tradisional Ala Suku-Suku di Dunia

Cantik menurut beberapa tradisi suku-suku di dunia memang berbeda. Cantik tidak selalu memiliki persepsi yang sama, bisa saja cantik menurut kita tapi tidak bagi orang lain. Di beberapa tempat di dunia arti kecantikan tidak hanya dari sekedar cantik di wajah, tapi ditentukan oleh cara pandang lingkungan dan adat istiadat. Pandangan kecantikan pada perempuan itu sendiri selalu berkembang dari waktu ke waktu. Karenanya arti cantik buat suatu daerah belum tentu sama dengan daerah lainnya.
Berikut kecantikan perempuan menurut tradisi adat di beberapa tempat di dunia:

1. Suku Kayan di Thailand

Suku Kayan terletak di perbatasan antara Burma dan Thailand. Memiliki pandangan sendiri pada kecantikan perempuan. Dikenal dengan sebutan “perempuan leher panjang”. Pandangan mereka mengukur dalam kecantikan seorang perempuan melihat pada jumlah cincin kuningan dikenakan di sekitar leher. Cincin pertama dipasangkan ke leher pada usia 5 tahun, dan terus ditambah setiap tahun hingga membuat leher mereka memanjang. Dikatakan dengan memakai cincin di leher mereka terlihat lebih menarik karena memiliki leher yang jenjang. Para Antropolog menduga persepsi leher jenjang seperti tokoh perempuan naga dalam dongeng suku Kayan.

2. Suku Masai di Kenya

Untuk suku Masai, cantik terletak di telinga! Dengan menindik telinga mereka mengenakan manik-manik yang biasanya menyambung antara telinga dan leher. Dengan duri, ranting batu dan gading gajah adalah alat untuk menindik telinga. Perempuan suku Masai juga mencukur rambut di kepala dan menangggalkan dua gigi tengah atas.







3. Suku Mursi di Ethiopia
“Kecantikan ada di mata yang melihatnya.” Apa yang orang lihat benar-benar indah, tapi belum tentu sama dengan orang lainnya. Suku Mursi adalah suku nomaden yang mendiami Ethiopia bagian barat daya. Para perempuan suku Mursi terkenal karena menggunakan piring tanah liat di bibir bawahnya. Proses awal biasanya dengan bibir ditindik pada usia 15 tahun dan bertahap dikenakan piring untuk merenggangkan lubang tindikan di bibir bawah, hingga akhirnya bibir bawah muat dengan ukuran piring tanah liat. Dan suku Mursi memandang tindikan di bibirnya sebagai symbol kecantikan seorang perempuan, sebuah kebanggaan dan tanda kematangan seksual.

4. Suku Indian di Amazon

Perempuan dari suku Indian Amazon menggunakan seluruh tubuh mereka sebagai kanvas kecantikan mereka. Mereka mentato tubuh dan melukis wajah dengan menggunakan tanaman dan darah hewan. Menurut mereka tato akan membuat perempuan makin menarik dan cantik.








5. Jepang

Perempuan Jepang dikenal berkulit halus putih dan rambut halus berkilau. Rahasianya adalah kotoran burung! Lebih tepatnya, kotoran burung bulbul. Burung yang dikenal dengan melodi yang indah adalah rahasia tua berabad-abad bagaimana perempuan Jepang menjaga kulit dan rambut mereka yang indah. Kotoran burung bulbul adalah serbuk halus dan hampir tidak berbau yang dicampur untuk membentuk pasta, kemudian dikenakan di wajah atau rambut. Seperti wajah seorang Geisha, selalu mengunakan kotoran burung bulbul untuk menghaluskan kulit wajah. Makin putih berarti makin cantik.









6. Suku di Timur Tengah

Di Timur Tengah, kecantikan tidak selalu diperlihatkan, justru disembunyikan. Berkaitan dengan adat istiadat di Timur Tengah tubuh perempuan ditutup dengan jubah gamis dan cadar. Satunya cara menambah kecantikan adalah dengan menambahkan hiasan indah di cadar, celak di mata dan lukisan dengan henna di tangan.







7. Suku Maori di Selandia Baru

Orang-orang Maori dari Selandia Baru mempraktekkan ritual kecantikan sakral dengan tato. Orang-orang pribumi, keturunan Polinesia, percaya bahwa perempuan lebih menarik ketika bibir dan dagu yang bertato. Seorang perempuan dengan bibir biru dianggap yang paling indah dan diinginkan. Dan bagian yang paling penting dari kehidupan seorang gadis akan menikah dan memiliki anak, ia akan menerima tato wajah, atau, ‘moko’ sesegera mungkin. Moko juga dianggap pembawa keberuntungan, keturunan, keterampilan khusus dan status perkawinan, juga merupakan cara untuk menarik pasangan.









8. Suku di Mauritania

Sementara perempuan di dunia Barat akan melakukan apa saja untuk tetap kurus. Sedangkan yang terjadi di Mauritania adalah kebalikannya, seorang perempuan tidak dianggap indah jika dia kurus! Menjadi perempuan gemuk di Mauritania begitu diinginkan orang tua. Hingga para orang tua memberikan anak perempuan berumur 5 dan setua 19 minum hingga lima galon lemak unta atau susu sapi setiap hari hanya untuk menggemukkan mereka! Dan dalam pandangan adat mereka, gemuk berarti cantik dan para lelaki lebih memandang perempuan gemuk lebih sehat dan mampu menghasilkan keturunan banyak.








9. Suku Dayak di Indonesia

Tak perlu jauh jika ingin melihat sesuatu yang unik di Indonesia. Suku dayak adalah suku yang unik di Indonesia karena memiliki adat istiadat yang berkaitan dengan kecantikan perempuan. Seorang perempuan dayak biasanya menindik telinga dan menggunakan anting logam atau emas yang terus menerus ditambah hingga akhirnya lubang tindikan makin melebar membuat telinga mereka memanjang. Penambahan anting hanya dilakukan setahun sekali, jadi umur perempuan cukup menghitung berapa anting yang dipakainya. Arti telinga panjang buat suku dayak adalah identitas untuk menunjukkan umur seseorang, menunjukkan dia seorang bangsawan sekaligus untuk membedakan dengan perempuan yang dijadikan budak karena kalah perang atau tidak mampu membayar utang dan kecantikan, makin panjang telinga makin cantik. Selain itu Tato juga dianggap alat kecantikan juga menjadi tolak ukur status strata seseorang, pekerjaan dan kemampuan seseorang.



10. Suku Han di China

Satu lagi adat istiadat yang menjadi tolak ukur kecantikan seorang perempuan. Menyakitkan namun telah pernah menjadi keharusan bagi seorang perempuan China. Seorang perempuan China wajib memiliki kaki yang kecil mungil. Karenanya setiap anak perempuan dari kecil sudah harus mengikat kaki, menggunakan teknik modifikasi kaki mereka hingga seukuran 3 inci (7 cm) panjangnya. Hal ini pernah dianggap erotis dan indah. Meskipun praktik ini terutama terbatas pada wanita Han etnis Tionghoa, yang diperkirakan 2 milyar perempuan memiliki kaki mereka terikat dalam abad ke-19 saja. Buat mereka jika memiliki kaki kecil dianggap memiliki kaki seperti lotus, sangat erotis dan cantik serta menandakan status sosial perempuan tersebut. Biasanya keluarga miskin sering mengikat kaki hanya putri tertua mereka agar dapat menikah cepat dan bisa meningkatkan status sosial keluarga di mata masyarakat.

sumber:
  • bagusjuga.com
  • dan sumber lain

1 comments:

  1. Tradisi pemakaian rempah-rempah untuk diminum (jamu) tidak bisa dilepaskan dari ritual kecantikan tradisional putri keraton Jawa. perlu dibahas lebih lanjut nihhh

    ReplyDelete